Pertemuan 5
Pembangunan Sosial Budaya
• Perkembangan yang pesat dan semakin responsif terhadap kebutuhan dan
perubahan dalam masyarakat.
• Sebagai konsekuensinya, sudah selayaknya pemerintah kota memiliki
rencana pembangunan sosial budaya yang dinamis, yang dapat menjawab
kebutuhan masyarakat, sejalan dengan tujuan Reformasi menuju
masyarakat yang demokratis dan sejahtera.
• Pembangunsn Sosial Budaya harus berpijak kepada komitmen untuk
menerapkan konsep dan pendekatan pembangunan sosial sebagai proses
humanisasi.
• Peduli terhadap aspirasi dan potensi masyarakat lokal yang berupa
modal sosial, modal insani dan sumber daya alam yang dapat dikerahkan
bagi kesejahteraan masyarakat.
• Perencanaan dan pelaksana pembangunan yang memiliki sikap, pengetahuan
dan teknologi untuk menerapkan pembangunan sosial sebagai suatu
pendekatan.
• Pembangunan sosial budaya menghasilkan tenaga pembangunan, yang
mampu mendorong partisapasi masyarakat bagi suatu pembangunan yang
berkelanjutan.
• Pemerintah mempunyai tanggung jawab agar demokratisasi dan
kesejahteraan dapat terwujud. Adapun yang dapat dilakukan Pemerintah
Kota , melalui kegiatan seperti pelayanan dan pengabdian masyarakat
serta program beasiswa bagi yang tidak mampu.
• Pembangunan Sosial dan Otonomi Lokal, maka sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Mentalitas Masyarakat Statik
• Orientasi kebelakang, lebih terpukau oleh masa lampau yang gemerlapan
sebagaimana dalam sejarah – sejarah lama, tetapi kurang tanggap
terhadap masa depan yang lebih faktual sebagai tantangan,
• Fatalistik, Menyerah pada nasib, inipun produk dari sejarah kemiskinan
dan kesengsaraan umumnya yang kronis.
• Menimbulkan ketidakpercayaan diri dan ketergantungan yang besar
terhadap entitas – entitas dominan
• Kurang inovatif dan kreatif. Dalam masyarakat statik memang sulit
untuk berinovasi dan berkreasi yang bermakna bagi kesejahteraan
masyarakat secara luas,
Karakter Masyarakat Statik
• Sifat indolent, lamban atau malas, banyak orang tidak merasa dikejar
waktu . Beranjak dengan cepat pun tiada gunanya karena keseluruhan
sistem sosial tidak mendukung atau memberikan perangsang baginya.
• Pola pikir tidak menghargai waktu atau menguasai waktu berjalan linier
pula dengan pemikiran diakronik ataupun cyclus.
Mentalitas Statik
• Menilai tinggi dan mempertahankan adat istiadat dan aturan serta
prosedur
• Kurang sadar mutu , karena terlampau terpikat pada apa yang sudah
ada dan dianggap terbaik, maka mentalitas bekerja asal selesai dan
asal ada hasilnya sangat menonjol.
• Sikap tertutup, kurang terbuka pada yang lain atau yang datang dari
luar merupakan sikap dan perilaku yang khas.
• Pikiran atau pandangan dan cara – cara alternatif sebagai bahan
pengambilan keputusan kurang dikenal dan agak sulit meyakonkan pada
orang bermentalitas tradisionalistik.
• Mentalitas kebersamaan sangat menonjol dibanding individual .
kebersamaan itu sendiri sebagai sikap dan perilaku memang mengandung
nilai – nilai yang baik .
• Namun jika direntang terlampau jauh, memang menimbulkan mentalitas
Konformisme dan penyakit ketergantungan serta mematikan sikap
kemandirian.
posting by: Jessica Pricilia
dosen: Eko Harry Susanto
0 komentar:
Posting Komentar