Bukit Bangkirai, Berwisata Sembari Lestarikan Alam
SUKA dengan wisata alam? Jika ya, Bukit Bangkirai ini mungkin dapat menjadi liburan Anda bersama keluarga atau kekasih.
Suasana bukit yang berada di kawasan
Samboja ini wisatawan dapat menikmati suasana hutan hujan tropis yang
masih alami sampai kicauan burung dan suara-suara satwa hutan lainnya
pun masih dapat didengarkan.
Tak hanya itu, para wisatawan yang
memiliki masalah berada di ketinggian mungkin dapat mencoba tantangan
untuk meniti canopy bridge atau jembatan tajuk yang digantung
menghubungkan lima pohon Bangkirai.
Tentunya ada perasaan ngeri namun
mengasyikkan bila menyusuri jembatan gantung di ketinggian 30 meter
dari muka tanah sementara desiran angin yang sejuk cukup membuat bulu
kuduk merinding, apalagi jembatan semakin berayun-ayun di saat kita
baru mencapai separo jalan.
Bukit Bangkirai, Kawasan Wisata Alam
yang Mempesona bagi yang jiwanya tidak memiliki masalah terhadap
ketinggian, berjalan menyusuri canopy bridge sungguh menyenangkan. Dari
atas canopy bridge, wisatawan dapat leluasa melihat panorama hutan
hujan tropis (tropical rain forest) Bukit Bangkirai serta mengamati
dari dekat formasi tajuk tegakan “Dipteropcarpaceae” yang menjadi ciri
khas hutan hujan tropis, yang membentuk stratum atas yang saling
sambung menyambung.
Panjang keseluruhan canopy bridge yang
ada di Bukit Bangkirai adalah sepanjang 64 meter yang menghubungkan 5
pohon Bangkirai. Untuk mencapai canopy bridge, terdapat dua menara dari
kayu ulin yang didirikan mengelilingi batang pohon Bangkirai.
Sebagai kawasan wisata alam, berbagai
sarana dan prasarana telah dipersiapkan bagi para wisatawan yang datang
seperti restoran dengan menu yang cukup bervariasi, lamin untuk
pertemuan yang mampu menampung 100 orang, serta penginapan berupa
cottage dengan fasilitas AC maupun jugle cabin, yakni cottage yang tidak
dilengkapi fasilitas listrik sehingga wisatawan yang menginap disitu
dapat merasakan suasana hutan yang sebenarnya.
Kawasan Bukit Bangkirai yang luasnya
mencapai 1.500 hektare ini merupakan kawasan hutan konservasi yang
mempunyai peran penting untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika
basah yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan
kehutanan.
Kawasan hutan wisata ini bertujuan untuk
mengembangkan potensi wisata alam dan penelitian ilmiah serta
meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan hutan. Pada
tanggal 14 Maret 1998, 510 H dari kawasan ini diresmikan sebagai
kawasan wisata oleh Djamalludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan RI
pada Kabinet Pembangunan VI sebagai upaya pengembangan potensi wisata
alam dan ilmiah serta untuk meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan
terutama pada flora dan fauna.
Kawasan wisata alam ini diberi nama
Bukit Bangkirai karena dominannya pohon jenis Bangkirai yang tumbuh di
kawasan hutan lindung ini. Pohon Bangkirai pun kemudian dijadikan
maskot utama obyek wisata yang telah mendunia ini. Di kawasan ini banyak
terdapat pohon Bangkirai yang berumur lebih dari 150 tahun dengan
ketinggian mencapai 40 hingga 50 m, dengan diameter 2,3 m.
Pertumbuhan banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon ini memiliki nilai keindahan tersendiri.
Bukit Bangkirai terletak sekitar 150 km
dari kota Tenggarong atau Samarinda dan hanya sekitar 58 km dari arah
kota Balikpapan serta 20 km dari ibukota Kecamatan Samboja. Untuk
mencapai kawasan wisata alam ini, wisatawan dapat menempuhnya melalui
jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.
Secara geografis, kawasan Bukit
Bangkirai termasuk dataran rendah (primary lowland) “Dipterocarp
forest” yang stabil, sehingga kawasan ini dijadikan tempat invasi burung
dari wilayah Kawasan Hutan Taman Wisata Bukit Soeharto (sekitar 30 km)
maupun wilayah sekitarnya yang terkena pengaruh kebakaran hutan. Dari
pengamatan yang telah dilakukan, terdapat 113 jenis burung yang hidup
di kawasan Bukit Bangkirai ini.
Jenis-jenis fauna yang ada di kawasan
Bukit Bangkirai adalah Owa-Owa (Hylobates muelleri), Beruk (Macaca
nemestrina), Lutung Merah (Presbytus rubicunda), Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis), Babi Hutan (Susvittatus), Bajing Terbang
(Squiler) serta Rusa Sambar (Corvus unicolor) yang telah ditangkarkan.
Kawasan Bukit Bangkirai juga kaya akan
anggrek alam yang tumbuh secara alami di pepohonan yang masih hidup
maupun yang sudah mati. Sedikitnya ada 45 jenis anggrek yang dapat
dijumpai di kawasan ini, diantaranya adalah Anggrek Hitam (Coelegyne
pandurata) yang sangat terkenal dan menjadi salah satu maskot
Kalimantan Timur. Selain pembudidayaan anggrek-anggrek alam, juga
dilakukan pengembangan anggrek silangan seperti Anggrek Kala, Anggrek
Apple Blossom dan Anggrek Vanda. Selain kebun anggrek, kawasan wisata
alam ini juga dilengkapi dengan kebun buah-buahan seluas 4 hektare.
Untuk menjaga keutuhan dan kelestarian
pohon bangkirai di kawasan ini, pihak pengelola Bukit Bangkirai
menawarkan program Adopsi Pohon kepada para sponsor atau donatur untuk
menjadi “orangtua asuh” bagi pohon-pohon bangkirai yang dikehendaki.
Saat ini pengadopsian pohon tersebut banyak dilakukan oleh pihak VIVO
JICA Japan. Anda tertarik untuk mengadopsi sebuah pohon? Datanglah ke
Bukit Bangkirai, berekreasi sambil melestarikan alam.
Bukit Bangkirai, Berwisata Sembari Lestarikan Alam
0 komentar:
Posting Komentar