Saat beberapa waktu lalu mengunjungi Papua, saya melihat banyak penduduk
lokal yang mengenakan tas rajut yang dikenakan dengan cara
menggantungkannya di kepala. Mereka menyebut tas ini sebagai noken. Saya
menjadi semakin familiar dengan model tak ini manakala perjalanan saya
menyentuh daerah Wamena yang merupakan salah satu daerah terpencil.
Banyak penduduk yang berlalu lalang ke pasar dengan memakai tas
tradisional ini.
Dulu saya pikir hanya suku etnik Khmu di
Vietnam atau para porter wanita di Nepal yang membawa tas semacam noken,
digunakan dengan cara digantungkan di belakang kepala. Ternyata di
Papua, juga ada teknologi tradisional head-carrying-bag yang menurut ilmu ergonomi jauh lebih efisien.
Ini adalah beberapa foto saya tentang perempuan Papua yang mengenakan noken dalam kehidupan sehari-hari.
Noken adalah pakaian wajib saat pergi ke pasar Jibama, pasar sentral di Wamena.
Bisa untuk bawa anak dan berbagai macam barang! Rawwkkzz!
Bahkan dipakai dalam upacara bakar babi.
Banyak dijual di desa-desa suku Dani, di pinggiran Wamena.
Hingga hari ini saya membaca artikel bahwa noken diusulkan menjadi warisan budaya oleh Menbudpar:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
Followers
WISATA INDONESIA
- aceh
- bali
- banten
- bengkulu
- gorontalo
- jakarta
- jambi
- jawa tengah
- jawa-barat
- jawa-timur
- kalimantan-barat
- kalimantan-selatan
- kalimantan-tengah
- kalimantan-timur
- kepulauan-bangka-belitung
- lampung
- maluku
- maluku-utara
- nusa-tenggara-barat
- nusa-tenggara-timur
- papua
- papua barat
- riau
- sulawesi-barat
- sulawesi-selatan
- sulawesi-tengah
- sulawesi-tenggara
- sulawesi-utara
- sumatera-barat
- sumatera-utara
- sumatra-selatan
Entri Populer
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar