Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Mbah priok, siapa dia?

  • Sabtu, 21 April 2012
  • ygw-gila
  • Mbah priok, siapa dia? 

    Mbah Priok telah lama tiada. Namun, bukan berarti ia tak meninggalkan apa-apa. Sebuah kenangan berupa makam dijaga masyarakat yang mengagumi Mbah Priok. Tak sedikit pula yang masih datang untuk memanjatkan doa di makam tersebut. Malah kemarin gara gara pemda mau menggusur makam mbah priok terjadi kerusuhan yang memakan korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah.
    Siapakah Mbah Priok ?
    Masyarakat mengenalnya sebagai Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad atau lengkapnya Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Al Husaini Ass Syafi`i Sunni RA. Cerita yang disampaikan secara turun-temurun, lelaki kelahiran Palembang, Sumatra Selatan, itu berlayar ke Pulau Jawa untuk menyebarkan ajaran Islam. Habib yang lahir pada 1727 itu mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas keagamaan lantaran terus dikejar tentara Belanda.
    Akhirnya, Habib meninggal dunia. Nama Tanjungpriok muncul lantaran warga menemukan priok nasi di samping jasad Habib. Kini, makin banyak orang yang dimakamkan dekat makam Mbah Priok sehingga kawasan tersebut menjadi pekuburan umum. Dan, tak sedikit pula warga yang berziarah ke makam Mbah Priok.
    Makam keramat ini selalu diziarahi para ulama dan santri. Utamanya pada Kamis malam Jumat atau Walimatul Houl Maqom dan pada Ahad akhir di setiap bulan Shafar. Para peziarah tidak hanya berasal dari DKI Jakarta saja, melainkan juga berasal dari ulama dan santri di seluruh pulau Jawa.
    Meski cukup disegani dan dihormati, namun upaya pelestarian makam keramat tersebut memang tidak mudah. Pihak ahli waris sering mendapat ancaman dan teror dari oknum tak bertanggung jawab yang berusaha menggusur keberadaan makam mbah Priok.
    Salah satu ahli waris yang juga pengurus makam mbah Priok, Habib Ali, menuturkan, upaya penggusuran makam keramat tersebut sudah terjadi sejak tahun 1997 dan terus digencarkan hingga saat ini. Aktor di belakang layar upaya penggusuran tersebut, kata Habib Ali, tidak lain adalah pihak pengelola Pelabuhan Petikemas Koja. Sebab, areal makam mbah Priok akan dijadikan lahan perluasan terminal petikemas.
    Sayangnya, upaya tersebut selalu gagal. Padahal, berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari iming-iming uang, teror, hingga sabotase. Bahkan, menurut pengakuan Habib Ali, sejumlah ahli waris termasuk dirinya pernah disandera di makam keramat tersebut selama 12 hari. Di samping tentunya, iming-iming uang selalu menghampirinya. Namun karena keteguhan iman, tak satu pun dari para ahli waris yang mau menerima upeti tersebut. Dan akhirnya mereka dilepaskan lagi.
    Tak hanya itu, pada tahun 2004, pihak pengelola pelabuhan pernah akan melakukan pembokaran paksa dengan menggunakan buldozer. Tapi upaya ini juga dapat digagalkan karena kebesaran Allah. Buldozer tersebut macet dan terperosok dan para pekerja juga tertimpa musibah. “Bagi mereka yang berniat menggunakan lahan makam keramat untuk bisnis hendaknya berhati-hati dalam bertindak,” kata Habib Ali.
    Habib Ali, selaku perwakilan dari ahli waris berharap kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar turut melestarikan situs sejarah makam keramat mbah Priok ini. Sebab, makam keramat di Jalan Kramat Situs Sejarah Tanjungpriok ini merupakan cagar budaya golongan A yang harus dilindungi pemerintah.
    “Mewakili ahli waris, saya meminta kepada pemerintah untuk memperhatikan Makam Keramat Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasab bin Muhammad Al Haddad. Karena makam ini juga cagar budaya golongan A,” harap Habib Ali.
    Kisah Habib yang menyebarkan Islam di Jakarta Utara pada abad ke-18 itu sudah di ujung halaman. Jika proses pemugaran yang dilakukan pemerintah Kota Jakut atas instruksi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berhasil, kemungkinan makam Mbah Priok akan berubah fungsi.
    Namun, ada yang menyatakan bahwa makam tersebut bakal dijadikan taman dan monumen seluas 100 meter persegi.

    0 komentar:

    Posting Komentar

    (c) Copyright 2010 sosial-budaya. Blogger template by Bloggermint