Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Berkelanjutan
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) kadang-kadang sangat sulit dibedakan dengan penguatan masyarakat serta pembangunan masyarakat (community development). Karena prakteknya saling tumpang tindih, saling menggantikan dan mengacu pada suatu pengertian yang serupa.
Pendapat dari Cook (1994) menyatakan 
pembangunan masyarakat merupakan konsep yang berkaitan dengan upaya 
peningkatan atau pengembangan masyarakat menuju kearah yang positif. 
Sedangkan Giarci (2001) memandang community development sebagai  suatu 
hal yang memiliki pusat perhatian dalam membantu masyarakat pada 
berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai 
fasilitasi dan dukungan agar mereka mampu memutuskan, merencanakan dan 
mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fisiknya
 serta kesejahteraan sosialnya. Proses ini berlangsung dengan 
dukungancollective action dan networking yang dikembangkan masyarakat.
Sedangkan Bartle (2003) mendefinisikan 
community development sebagai alat untuk menjadikan masyarakat semakin 
komplek dan kuat. Ini merupakan suatu perubahan sosial dimana masyarakat
 menjadi lebih komplek, institusi lokal tumbuh, collective power-nya 
meningkat serta terjadi perubahan secara kualitatif pada organisasinya.
Berdasarkan persinggungan dan saling 
menggantikannya pengertian community  development dan community 
empowerment, secara sederhana, Subejo dan Supriyanto (2004) memaknai 
pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi
 masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola 
sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan networking 
sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara 
ekonomi, ekologi, dan sosial”.
Dalam pengertian yang lebih luas, 
pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan 
mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan
 menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk 
mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.
Pemberdayaan masyarakat memiliki 
keterkaitan erat dengan sustainable development dimana pemberdayaan 
masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta dapat diibaratkan 
sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan 
secara ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis. Lingkungan strategis 
yang dimiliki oleh masyarakat lokal antara lain mencakup lingkungan 
produksi, ekonomi, sosial dan ekologi. Melalui upaya pemberdayaan, warga
 masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan 
sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh 
dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologi-nya. Secara 
ringkas keterkaitan antara pemberdayaan masyarakat dengan sustainable 
development.
Pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Meskipun dari beberapa contoh kasus yang disebutkan sebelumnya faktor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada faktor eksternalnya.
Pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Meskipun dari beberapa contoh kasus yang disebutkan sebelumnya faktor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada faktor eksternalnya.
Seperti yang dilaporkan Deliveri (2004),
 proses pemberdayaan masyarakat mestinya juga didampingi oleh suatu tim 
fasilitator yang bersifat multidisplin. Tim pendamping ini merupakan 
salah satu external factor dalam pemberdayaan masyarakat. Peran tim pada
 awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang secara bertahap selama 
proses berjalan sampai masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannnya 
secara mandiri. Dalam operasionalnya inisiatif tim pemberdayaan 
masyarakat (PM) akan pelan-pelan dikurangi dan akhirnya berhenti. Peran 
tim PM  sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus kelompok atau 
pihak lain yang dianggap mampu oleh masyarakat.
Waktu pemunduran tim PM tergantung kesepakatan bersama yang telah ditetapkan sejak awal program antara tim PM dan warga masyarakat. Berdasar beberapa pengalaman dilaporkan bahwa pemunduran Tim PM dapat dilakukan minimal 3 tahun setelah proses dimulai dengan tahap sosialisasi. Walaupun tim sudah mundur, anggotanya tetap berperan, yaitu sebagai pensehat atau konsultan bila diperlukan oleh masyarakat.
Waktu pemunduran tim PM tergantung kesepakatan bersama yang telah ditetapkan sejak awal program antara tim PM dan warga masyarakat. Berdasar beberapa pengalaman dilaporkan bahwa pemunduran Tim PM dapat dilakukan minimal 3 tahun setelah proses dimulai dengan tahap sosialisasi. Walaupun tim sudah mundur, anggotanya tetap berperan, yaitu sebagai pensehat atau konsultan bila diperlukan oleh masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sebagai salah 
satu tema sentral dalam pembangunan masyarakat seharusnya diletakkan dan
 diorientasikan searah dan selangkah dengan paradigma baru pendekatan 
pembangunan. Paradigma pembangunan lama yang bersifat top-down perlu 
direorientasikan menuju pendekatan bottom-up yang menempatkan masyarakat
 atau petani di pedesaan sebagai pusat pembangunan atau oleh Chambers 
dalam Anholt (2001) sering dikenal dengan semboyan “put the farmers 
first”.
Menurut Nasikun (2000:27) paradigma 
pembangunan yang baru tersebut juga harus berprinsip bahwa pembangunan 
harus pertama-tama dan terutama dilakukan atas inisitaif dan dorongan 
kepentingan-kepentingan masyarakat, masyarakat harus diberi kesempatan 
untuk terlibat di dalam keseluruhan proses perencanaan dan pelaksanaan 
pembangunannya; termasuk pemilikan serta  penguasaan aset 
infrastrukturnya sehingga distribusi keuntungan dan manfaat akanlebih 
adil bagi masyarakat.
Aspek penting dalam suatu program 
pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun sendiri oleh 
masyarakat, mampu menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung 
keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang terpinggirkan lainnya, 
dibangun dari sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya 
lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan 
ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat (instansi pemerintah, 
lembaga penelitian, perguruan tinggi, LSM, swasta dan pihak lainnya), 
serta dilaksanakan secara berkelajutan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar