Postingan
ini diawali dengan sebuah tawaran. Ingin berfoto layaknya sedang berada
di Luar Negeri (bahkan Eropa), tetapi tidak mempunyai uang yang cukup
untuk pergi kesana? Jawabannya mudah, pergi saja ke Kediri. Kok bisa?
Sejak
tahun 2008, Kabupaten Kediri mempunyai sebuah landmark baru. Sebuah
monument yang secara sekilas mirip dengan monument Arc de Triomphe di
Paris yang sangat tersohor itu. Monumen tersebut diberi nama Simpang
Lima Gumul (SLG)
Simpang
Lima Gumul terletak di sebuah persimpangan lima jalan yang menuju ke
lima daerah di Kabupaten Kediri, yakni Gampengrejo, Pagu, Pare,
Pesantren dan Plosoklaten (karena itu lah namanya Simpang Lima).
Orang-orang kabupaten Kediri sering menyebutnya Nggumul ataupun
Proliman.
Liburan
lebaran yang lalu, aku berkesempatan mengunjungi monument ini bersama
istriku tercinta. Kebetulan kami memang mudik ke Kediri.
Kerapan Sapi, Formula Satu Asli Indonesia
Semua
pembaca wongkentir pasti sudah pernah mendengar kerapan sapi. Ya, itu
adalah nama sebuah perlombaan balapan sapi yang sangat termahsyur di
Pulau Madura. Dalam kerapan sapi yang berlomba adalah sepasang sapi yang
dikendalikan oleh seorang joki. Sepasang Sapi itu disatukan dengan cara
dijepit lehernya dengan alat yang diberi nama Pangonong.
Bagi
rakyat Madura, kerapan sapi bukan hanya sebuah balapan biasa, tetapi
sebuah pertaruhan gengsi dan harga diri. Karena itu tidak heran,
persiapan para peserta sebelum berlomba sangat luar biasa. Semua
persiapan itu dilakukan bahkan beberapa minggu hingga bulan sebelum
perlombaan, mulai mempersiapkan sapi, latihan demi latihan dan tidak
lupa suplemen khusus untuk si sapi.
Sapi
untuk kerapan bukan sapi biasa, tetapi sapi yang harus memenuhi
spesifikasi khusus. Oleh karena itu harga sapi kerapan sangat mahal,
kabarnya hingga mencapai ratusan juta. Apalagi jika sapi itu menjadi
juara, harganya bisa lebih selangit lagi.
Kerapan
Sapi diadakan setiap tahun di Madura, dengan puncaknya adalah partai
final yang biasanya diselenggarakan di Bulan Oktober dan memperebutkan
piala presiden.
Menjoesoeri Kota Toea Soerabaja
Teman-teman
pembatja blog wongkentir jang setia, pastinja soedah tahoe, djikalaoe
kota Soerabaja dikenal sebagai kota Pahlawan. Joeloekoen ini
disematdjkan sedjak peristiwa pertempoeran 10 nopember 1945 jang sangat
tersohor itoe. Saat itoe arek-arek Soeroboio berperang dengan gagah
berani melawan tentara sekoetoe (jang dibontjengi oleh belanda) meski
hanja dengan bersenjatakan bamboe roentjing.
Dengan
diiringi pekik Allahu Akbar dan semboian Merdeka ataoe Mati jang
dikoemandangkan oleh Boeng Tomo lewat radio, mereka bertempoer sampai
titik darah penghabisan, mempertahankan tanah air jang mereka tjintai.
Kini,
lebih dari 65 tahoen sejak pertempoeran itoe, Soerabaja telah
berkembang menjadi kota metropolitan jang siboek. Berbagai matjam jenis
indoestri toemboeh di kota kelahirankoe ini, moelai dari tekstil, baja,
elektronik, foernitoere, telekomoenikasi, pariwisata dan aneka indoestri
lainnja. Semoea itoe didoekoeng oleh sarana
infrastroektoer distriboesi jang tjoekoep baik moelai dari pelaboehan
Tanjoeng Perak jang meroepakan pelaboehan tersiboek di Indonesia timoer
hingga bandara oedara internasional Joeanda.
Meski
modernisasi berkembang pesat di Soerabaja, kenangan akan masa-masa
pendoedoekan VOC jang dilanjoetkan dengan penjajahan kolonial Belanda
masih bisa diteloesoeri di kota ini. Peninggalan terbanjak adalah di
daerah Soerabaja Oetara, moelai dari kawasan JL Rajawali, JL Kembang
Jepun, JL Djembatan Merah, JL Pahlawan hingga JL Toenjoengan.
Berkunjung ke PLTU Pacitan
Tugas
akhirnya membawaku ke PLTU paling eksotis di Pulau Jawa, yakni PLTU
Pacitan. Kesempatan itu datang pada akhir Maret 2011. Pusat Listrik
Tenaga Uap ini terletak di Desa Bawur, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten
Pacitan. Saat berkunjung kesana dan saat blog ini ditulis, PLTU made in China ini masih dalam proses pembangunan.
PLTU
Pacitan ini adalah PLTU berbahan bakar batubara yang masuk dalam proyek
PPDE (Proyek Percepatan Diversifikasi Energi) 10000 MW yang dulu
dicetuskan di era SBY-JK. Nantinya, PLTU ini akan mempunyai kapasitas
daya terpasang 2 x 315 MW dan diharapkan dapat mengurangi defisit
listrik di Pulau Jawa, khususnya wilayah selatan Jawa.
Menuju
PLTU Pacitan dari Surabaya bisa ditempuh dari dua arah. Yang pertama
adalah jarak terpendek, yakni melewati Kabupaten Tulung Agung dan
Trenggalek. Ini adalah rute yang kulalui saat kunjungan yang lalu baik
saat berangkat maupun saat pulang.
Historical Tour at Trowulan
Pernah
mendengar kota Trowulan? Bagi pembaca sekalian yang tinggal di Jawa
Timur, nama sebuah kecamatan yang terletak di ujung barat Kabupaten
Mojokerto pasti sudah tidak asing lagi. Tapi belum tentu bagi
teman-teman di luar propinsi Jawa Timur. Sebuah hal yang ironi karena
konon dahulu kala, sekitar 6 abad yang lalu, kota ini diyakini adalah
pusat sebuah kerajaan terbesar di nusantara, bahkan di Asia. Kerajaan
itu bernama Majapahit. Sebagai informasi tambahan, Trowulan sedang
diusahakan oleh negara kita untuk masuk kedalam UNESCO World Heritage
Centre ( http://whc.unesco.org/en/tentativelists/state=id), bergabung dengan Borobudur, Prambanan dan Sangiran yang sudah dulu masuk.
Kunjungan
ke kota Ayutthaya, Thailand, beberapa minggu yang lalu meninggalkan
beberapa kesan bagiku. Reruntuhan kerajaan yang pernah menguasai
Thailand sebelum dibumi hanguskan oleh Burma itu sungguh menarik dan
sangat mempesonaku. Sejak saat itu, aku mendadak menjadi tergila-gila
pada sejarah.
Hanya
berselang seminggu setelah kunjungan ke Ayutthaya, aku memutuskan untuk
berkunjung ke Trowulan. Ini seperti membuktikan kegilaanku pada
sejarah. Trip kali ini, Aku berhasil mengajak Aris, Hikma dan Fendhito.
Ini adalah wisata sejarah sekaligus ajang hunting foto. Karena jarak
Trowulan yang tidak terlalu jauh dari Surabaya (1 jam 15 menit perjalanan), kami memutuskan untuk menjadi biker.
Pesona Prigi
Sudah
menjadi rahasia umum bahwa wilayah selatan pulau jawa menyimpan banyak
sekali pesona laut. Barisan pantai yang berjajar dari ujung timur pulau
jawa di Banyuwangi hingga Ujung kulon di Banten menawarkan pemandangan
yang eksotis sekaligus penuh misteri.
Gulungan
ombak yang cukup tinggi dengan suara deburannya yang keras dipadu
dengan cerita rakyat tentang adanya penguasa ratu selatan adalah daya
tarik yang ditawarkan oleh pantai-pantai di selatan pulau jawa. Dengan
adanya cerita rakyat yang tetap berkembang hingga saat ini tersebut,
muncullah berbagai acara tahunan yang cukup menarik untuk disaksikan,
seperti sedekah laut, upacara laut dan lain-lain. Setiap daerah memiliki
jadwal yang berbeda-beda dalam penyelenggaraan acara-acara tersebut.
Sparkling Surabaya
Pernah
dengar dua kata diatas? Bagi yang bukan warga kota Surabaya, mungkin
jarang atau malah tidak pernah mendengar dua kata ini. Itu wajar. Tetapi
bagaimana dengan anda warga kota Surabaya?
Jika
anda belum pernah mendengarnya, berarti slogan kota yang dicanangkan
oleh wakil walikota Surabaya tahun 2006 silam, yang saat itu dijabat
oleh bapak Arif Afandi, belum mengena sepenuhnya ke seluruh warga.
Ya
Sparkling Surabaya. Itulah logo, slogan sekaligus visi kota Surabaya
sekarang ini. Surabaya yang berkilau, yang bergemerlap disana-disini,
yang bermandikan cahaya, itulah maksud dari logo itu.
Bromo, Anugerah Terindah Sang Pencipta
Di
propinsi Jawa Timur, tepatnya di Kab Probolinggo, berdiri tegak sebuah
gunung yang sangat termahsyur di dunia. Dialah Bromo, sebuah gunung
berapi setinggi 2392 m, yang hingga kini masih aktif. Bagi masyarakat
sekitar, bromo adalah gunung suci yang menyimpan banyak sekali misteri.
Mengunjungi
bromo adalah sebuah impian lama buatku. Sebenarnya aku sudah pernah
mengunjungi bromo 13 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1997, tapi saat itu
aku hanya sampai kawah saja. Belum mengunjungi bukit penanjakan yang
tersohor, pasir berbisik yang eksotis, serta bukit teletubbies yang
menjadi surga para fotografer.
Bersama
anggota 3GP yang lainnya, Hikma Pratama dan Aris Widodo, aku berniat
menaklukan bromo untuk kedua kalinya. Untuk acara kali ini, kami ingin
benar-benar menyelami peran sebagai backpacker. Untuk itu di perjalanan
kami kali ini, kami memutuskan untuk naik kendaraan umum.
Lukisan senja di Pantai Utara Jawa
Kala
langit sore cerah dan senja datang, itu adalah saat-saat yang sangat
indah bagiku. Senja begitu mempesonaku. Entahlah, sejak kapan tepatnya
aku menyukai senja, karena yang aku ingat, ketika kecil dulu,aku selalu
kesal ketika senja tiba. Senja adalah pembuka malam, dan kala ku kecil,
aku sangat membenci malam.
Ketika
malam datang dan kegelapan membungkus bumi, aku selalu ketakutan.
Selain itu, malam berarti berakhirnya masaku bermain dengan kawan-kawan
dan tibalah saatku untuk belajar. Dan itulah yang membuatku membenci
malam, dan juga senja.
Antara Gresik dan Malang pada 24 April 2010
Ketika
matahari belum menampakkan jati dirinya di hari Sabtu, 24 April 2010
ini, aku sudah beranjak meninggalkan rumah. Tepat jam 5.30 pagi, aku
memulai perjalananku menuju Malang. Halah, mau ke Malang aja bahasanya
sok puitis banget. Kayak mau ke Luar Negeri aja, he he he. Aku berangkat
ke Malang dalam rangka menghadiri acara resepsi pernikahan sepupuku,
Fanie.
Sebenarnya
Malang dan Gresik itu berdekatan. Kalau kata mbah google dari aplikasi
google maps, jarak antara kedua kota ini hanya sekitar 109 km dengan
lama perjalanan sekitar 1 jam 45 menit. Tapi sejak 4 tahun yang lalu,
perjalanan antara Gresik dan Malang menjadi lebih panjang lagi. Semuanya
karena sebuah ulah manusia yang serakah dalam bentuk semburan lumpur
panas. Bencana yang hingga kini tidak diketahui akan berakhir kapan.
Hiks. Bencana yang telah merenggut kebahagiaan warga Porong, merampas
senyum anak-anak Sidoarjo dan menghapus jejak kenangan masa silam.
Ironisnya, saat ini, sang “penanggung jawab” kejadian, malah berpesta
pora. Sur, sudah sur… Back to topik..
0 komentar:
Posting Komentar